Laman

Jumat, 26 Agustus 2016

Dilema

Mata merah dan basah
sebuah mata pisau menempel di atas urat darah tangan kirinya
"Pergi......!" katanya mengancam "Silakan pergi!" kembali ia mengerang dengan nada marah, penuh luka dan putus asa.

Di ambang pintu, aku gamang menatap pada kilat mata pisau itu.
Tas yang aku sandang dipundak makin berat saja rasanya, padahal isinya hanya beberapa setel baju. baju-baju itu seakan berubah menjadi batu yang beratnya berton-ton di pundakku.

Jakarta 29 juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar