Hati yang terkoyak-koyak membuat bergetar seluruh raga
Air mata tak dapat dibendung
Kesedian tak dapat ditampung
Jiwa mengerang-erang kesakitan
Sungguh aku tak tahu jalan takdirku
Hendak kemana nasib ini 'kan bermuara
Aku yang tak mengerti
Aku yang sendiri
Dalam sepi mengecap sedih
Aku telan pahitnya kenyataan
Kenyataan yang teramat jauh dari harapan
Lalu kucoba untuk tetap bertahan
Berdiri tegak menantang arus deras cobaan
Kemudian deru badai kembali menerjangku
Deru badai kehilangan kekasih tercinta
Aku limbung, tersungkur lagi untuk kesekian kali
Mungkin kini aku tak sanggup lagi untuk bangkit berdiri
Aku terkapar dalam luka teramat dalam
Diam
Tenang
Menunggu ajal
Jakarta, 26 Januari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar